Posts

Political Economy of Palestine: Critical, Interdisciplinary, and Decolonial Perspective

Image
  Edited by Alaa Tartir · Tariq Dana · Timothy Seidel . Middle East Today, 2021, 335 pages, ISBN 978-3-030-68642-0 Reviewed by Firdan FADLAN Sidik    The weakness of Palestinian economy in the eye of the Israeli and Orientalist considered as a natural cause rooted from the genetical Arab fractured that led to the need of a superior power as Israel. The other view on Palestine economy was that their economy was shaped to became weak and continuously dependent on Israel. The Book edited by Alaa Tartir, Tariq Dana, and Timothy Seidel will come to the second opinion and unreveal the former opinion. Such a deep and focus discussion work on political economy in Palestine has been done by a sort of scholars on the book entitled Political Economy of Palestine: Critical, Interdisciplinary, and Decolonial Perspective. Within the decolonialization perspective, the authors explained the discourses in the context of how did colonialization works in the realm of economics. This paradigm broug

Ber-Toleransi sejak dari Hati

Image
Terkadang banyak orang yang memahami suatu istilah dengan makna-makna yang ribet dan rumit. Sampai-sampai ia lupa untuk menengok makna paling sederhana dan paling erat kaitannya dengan sehari-hari. Misalnya kata “toleransi”. Orang melihat bahwa toleransi adalah sebuah istilah dalam interaksi sosial yang bersifat rukun dan konstruktif di tengah perbedaan sosial. Ada beberapa variabel penting di dalamnya, yaitu “interaksi sosial” dan “perbedaan.” Dari pengertian ini lantas orang-orang berpikir bahwa toleransi hanya akan terjadi di lingkungan sosial yang multikultural. Lantas, bagaimana dengan masyarakat yang homogen? Apakah di daerah sana tidak mengenal kata toleransi? Jika ditarik sudut pandang yang lebih luas, maka dua variabel di atas akan mendapat pemaknaan yang lebih esensial dan mendalam. Bahwa interaksi tidak hanya terjadi di alam sosial yang terbuka, melainkan dari interaksi personal dengan dirinya sendiri. Tentu setiap orang pernah dan sering berdebat dengan diri sendiri,

Harmoni di Kota Toleransi

Image
Kota Salatiga adalah kota pengembaraanku selama kuliah S1. Di kota itu terdapat dua kampus besar, yaitu Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga. Kampus Kristen di Salatiga itu merupakan kampus yang bersejarah. Kehadirannya tidak terlepas dari estafet misionaris Kristen pada era kolonial. Berbicara prestasi Kota Salatiga yang berkali-kali dinobatkan sebagai Kota Toleransi, sebetulnya sudah terjadi sejak era kolonial. Sebagai mahasiswa sejarah, saya pernah meneliti sejarah sosial masyarakat Muslim dan Kristen era kolonial di Kota Salatiga. Di samping itu, saya juga aktif berdiskusi dengan kawan saya, sejarawan yang beragama Kristen, asli kota Salatiga. Sebagai kota tua, Salatiga telah merangkai sejarah toleransinya dengan ditandai tumbuh suburnya misionaris ( zending ) Kristen dan bersandingan dengan peradaban subur ulama dan santri di pinggiran Kota Salatiga. Kecamatan Tingkir merupakan wilayah Salatiga yang dikenal dengan basis santri d

Literasi Kepenulisan: Manifestasi Trilogi IMM di Era Post-Truth

Image
Foto doc. Google Karya : Firdan Fadlan Sidik “Pada tahun 2016, Oxford menjadikan kata post-truth sebagai “Word of the Year” Demikianlah penghargaan yang disematkan oleh Oxford kepada istilah “post-truth” pada tahun 2016. Hal ini dikaitkan dengan dua momen politik paling berpengaruh di tahun 2016; yakni keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa (Brexit) serta terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat. Suhu politik di Amerika menjadi panas dengan kehadiran berita bohong yang disebarluaskan oleh media sehingga kepercayaan masyarakat terhadap wartawan kian menurun. Kehadiran era post-truth didasari oleh perkembangan teknologi yang bergeran secara disruptif. Dunia sangat khawatir dengan sirkulasi berita pelintiran dan informasi palsu yang beredar dan menyebar cepat di Facebook. Raksasa teknologi yang mendisrusi media arus informasi utama menyebabkan konten facebook beredar bebas. Pihak lain beropini bahwa media arus utama gagal mempertahankan kualitas pemberitaan sehi

Strategi Pemuda dalam Memberantas Hoaks di Era Milenial Inspirasi Al-Qur’an Surat Al-Kahfi Ayat 9-26

Image
doc. google Oleh : Firdan Fadlan Sidik IAIN Salatiga A.     Pendahuluan Pemuda merupakan salah satu tema dalam Al-Qur’an yang menjadi teladan para pemuda Era Milenial. Di tengah dekandensi moral, kisah para pemuda yang diabadikan di dalam Al-Qur’an menjadi sebuah inspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Istilah pemuda atau generasi muda dalam Al-Qur’an disebut dengan menggunakan berbagai kosa kata, di antaranya; kata 1) Fata , seorang pemuda Ibrahim pada Al-Anbiya/21: 60; 2) Al-fatayan pada pemuda yang dipenjara bersama Nabi Yusuf, pada surat Yusuf/12: 36; 3) Fityan pada surat Yusuf/12: 62; 4) Fityah para pemuda yang menjadi penghuni gua, pada ­al-Kahf /18: 10 dan 13 (Kemenag RI, 2011:69). Pemuda merupakan elemen yang mengukir prestasi di setian pembabakan sejarahnya, baik masa lalu maupun era kontemporer. Pada realitanya, “agen perubahan” diidentikkan dengan gerakan para pemuda, sesuai dengan apa yang dikisahkan dalam Al-Qur’an sebagai sosok pemberani, semangat tinggi,